Penghantar
dan Bukan Penghantar
I.
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, kita
diharapkan agar dapat :
1.
Memahami pengertian penghantar dan bukan
penghantar
2.
Dapat membedakan antara bahan yang berupa
penghantar dan bukan penghantar berdasarkan percobaan.
II.
Rumusan Masalah
Bahan apakah yang termasuk penghantar
dan bukan penghantar ?
III.
Hipotesis
Adapun bahan yang termasuk penghantar
yakni besi dan larutan garam, karena besi merupakan bahan yang terbuat dari
logam dan larutan garam merupakan salah satu jenis dari larutan elektrolit yang
dapat menghantarkan arus listrik.
IV.
Alat dan Bahan
No.
|
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Catu daya
|
1 buah
|
2.
|
Dudukan lampu
|
1 buah
|
3.
|
Saklar
|
1 buah
|
4.
|
Lampu 2,5 volt
|
1 buah
|
5.
|
Connector
|
1 buah
|
6.
|
Gelas
|
1 buah
|
7.
|
Kabel penghubung
|
4 buah
|
8.
|
Capit buaya
|
2 buah
|
9.
|
Zat padat = kayu
(pensil), plastik (pulpen) dan besi (paku)
|
1 buah
|
10.
|
Zat cair = larutan
gula, larutan kopi, dan larutan garam
|
2/3 gelas
|
V.
Dasar Teori
Penghantar dan Bukan
Penghantar
Penghantar atau konduktor adalah sebuah
bahan yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Sedangkan bukan penghantar
atau non-konduktor (isolator) merupakan bahan yang tidak dapat menghantar
listrik dengan mudah. Sebagian bahan dapat menghantarkan listrik dengan perbedaan
tegangan yang cukup besar. Namun pada percobaan ini hanya menggunakan tegangan
yang tidak terlalu besar.
Untuk membuktikan apakah sebuah bahan
menghantarkan listrik atau tidak, kita dapat menaruh bahan tersebut ke dalam
rangkaian sehingga membentuk rangkaian tertutup dan arus mengalir pada
rangkaian. Arus listrik mengalir pada rangkaian daapat kita lihat dengan
memperhatikan keadaan lampu yang menyala atau tidak. Jika lampu menyala, ini
menandakan bahwa arus listrik mengalir pada rangkaian dan bahan yang digunakan
merupakan penghantar, begitu pula sebaliknya.
VI.
Prosedur Praktikum
Pada percobaan kali ini langkah kerja
atau prosedur praktikum di bedakan menjadi dua yaitu :
A.
Percobaan pada Zat Padat
1.
Menyiapkan dan menyusun alat dan bahan seperti
pada gambar di bawah ini :
2.
Mengatur tegangan DC pada catu daya sebesar 2
volt
3.
Menjepitkan pensil sebagai implementasi dari
kayu di antara ke dua capit buaya
4.
Menutup saklar
5.
Mengamati kedaan lampu apakah menyala atau tidak
menyala
6.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel di data
hasil praktikum
7.
Membuka saklar
8.
Mengulangi langkah 3 sampai 7 dengan mengganti
bahan menjadi pulpen dari plastik dan kemudian besi yang diwakili paku
B.
Percobaan pada Zat Cair
1.
Menyiapkan dan menyusun alat dan bahan seperti
pada gambar di bawah ini :
2.
Mengatur tegangan DC pada catu daya sebesar 2
volt
3.
Mencelupkan ujung kawat ke dalam gelas yang
berisi larutan gula. Gelas berfungsi sebagai connector dalam percobaan pada zat
cair
4.
Menutup saklar
5.
Mengamati kedaan lampu apakah menyala atau tidak
menyala
6.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel di data
hasil praktikum
7.
Membuka saklar
8.
Mengulangi langkah 3 sampai 7 dengan mengganti
bahan menjadi larutan kopi dan kemudian larutan garam
VII.
Data Hasil Praktikum
No.
|
Alat
dan Bahan
|
Keadaan
Lampu
|
1.
|
Kayu (pensil)
|
Tidak menyala
|
2.
|
Plastik (pulpen)
|
Tidak menyala
|
3.
|
Besi (paku)
|
Menyala
|
4.
|
Larutan gula
|
Tidak menyala
|
5.
|
Larutan kopi
|
Tidak menyala
|
6.
|
Larutan garam
|
Menyala
|
VIII. Analisis
Data
Dari tabel hasil pengamatan maka dapat
kita analisi data sebagai berikut :
Zat padat yang merupakan bahan
penghantar yaitu besi (paku), sedangkan benda padat yang bukan penghantar yaitu
bahan yang berupa kayu dan plastik.
Zat cair yang merupakan penghantar yaitu
larutan garam, sedangkan zat cair yang bukan penghantar yaitu larutan gula dan
larutan kopi
IX.
Kendala
Selama dilakukan atau berlangsungnya
percobaan tidak ditemukan kendala yang berarti, hanya ketika melakukan
percobaan pada zat cair baik berupa larutan garam, gula, dan kopi, harus
memasukkan jumlah garam, gula, dan kopi yang cukup banyak agar bias memperoleh
data yang diharapkan.
X.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kita lakukan
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.
Tidak semua zat padat maupun zat cair dapat
menjadi penghantar
2.
Adapun bahan yang termasuk penghantar adalah
besi dan larutan garam, sedangkan bahan yang termasuk bukan penghantar yaitu
kayu, plastik, larutan gula dan larutan kopi
Mengukur Tegangan Jepit
I.
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, kita
diharapkan agar dapat :
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan tegangan
jepit
2.
Dapat mengukr besarnya tegangan jepit pada suatu
rangkaian
II.
Variabel-variabel
a)
Variable manipulasi
Besar tegangan catu daya (V1)
b)
Variable control
Lampu 12 volt
c)
Variable respon
Besar tegangan jepit (V2)
d)
Rumusan masalah
Apakah besar tegangan terbuka catu daya
memiliki besar yang sama dengan besar tegangan jepitnya apabila dipasang suatu
rangkaian?
e)
Rumusan hipotesis
Besar tegangan terbuka catu daya tidak
memiliki besar yang sama dengan besar tegangan jepitnya apabila dipasang suatu
rangkaian.
III.
Alat dan Bahan
No.
|
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Catu daya
|
1 buah
|
2.
|
Dudukan lampu
|
1 buah
|
3.
|
Saklar
|
1 buah
|
4.
|
Lampu 12 volt
|
1 buah
|
5.
|
Papan rangkaian
|
1 buah
|
6.
|
Jembatan penghubung
|
buah
|
7.
|
Multimeter analog
|
2 buah
|
8.
|
Kabel penghubung
|
1 buah
|
IV.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja yang dapat kita
lakukan untuk melaksanakan praktikum ini yakni sebagai berikut :
1.
Memastikan semua saklar dalam posisi terbuka
2.
Menggunakan multimeter dalam kondisi sebagai voltmeter
DC
3.
Menyusun alat dan bahan seperti pada rangkaian
dalam gambar di bawah ini :
4.
Mengatur tegangan DC pada catu daya sebesar 2
volt
5.
Menyalakan catu daya namun saklar dipastikan
masih dalam keadaan terbuka
6.
Mengamati nilai atau angka yang tertera pada
multimeter analog yang dikondisikan sebagai voltmeter DC
7.
Mencatat nilai hasil pengukuran ke tabel
pengamatan pada data hasil praktikum. Nilai yang terbaca dinamakan sebagai
tegangan terbuka catu daya (V1).
8.
Menutup saklar
9.
Mengamati nilai atau angka yang tertera pada
multimeter analog tersebut lagi. Apakah nilainya berubah dari nilai tegangan
awal? (Apabila berubah lanjutkan ke langkah berikutnya!)
10.
Mencatat nilai hasil pengukuran ke tabel
pengamatan pada data hasil praktikum. Nilai yang terbaca dinamakan sebagai
tegangan jepit rangkaian
11.
Mematikan catu daya dan kemudian membuka saklar
12.
Mengulangi langkah kerja dari 4 sampai 10 namun
tegangan pada catu daya diganti menjadi 4,6,8,10 dan 12 volt
13.
Mengulang langkah 1 sampai 12 dengan multimeter
yang berbeda
V.
Data Hasil Praktikum
Percobaan 1
No.
|
Tegangan
pada
Catu
Daya V (volt)
|
Percobaan
Pertama
|
|
Tegangan
Terbuka Catu Daya atau V1 (volt)
|
Tegangan
Jepit
Rangkaian
atau V2 (volt)
|
||
1.
|
2
|
2,1
|
1,8
|
2.
|
4
|
4
|
3,6
|
3.
|
6
|
6
|
5,4
|
4.
|
8
|
8,1
|
7,7
|
5.
|
10
|
10,1
|
9,8
|
6.
|
12
|
11,9
|
11
|
Percobaan
2
No.
|
Tegangan
pada Catu Daya V (Volt)
|
Percobaan
Kedua
|
|
Tegangan
Terbuka Catu Daya atau V1 (volt)
|
Tegangan
Jepit Rangkaian
atau
V2 (volt)
|
||
1.
|
2
|
2
|
1,7
|
2.
|
4
|
4,1
|
3,9
|
3.
|
6
|
6,2
|
5,8
|
4.
|
8
|
8
|
7,8
|
5.
|
10
|
10
|
9,9
|
6.
|
12
|
11,8
|
11,6
|
VI.
Analisis Data
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan maka didapatkan bahwa tegangan terbuka catu daya tidak sama
dengan tegangan jepit. Hal ini disebabkan :
Anggap tegangan pada catu
daya sebesar V.
Apabila kita mengukur arus
yang mengalir pada rangkaian,
V1
|
A
|
V
Dengan menggunakan konsep
Hukum II kirchoff yang sederhana maka arus akan terukur sebesar
Dengan
Rp adalah hambatan pengganti kedua lampu dan r adalah hambatan dalam
catu daya.
Dalam
hal ini, V1 yang terukur adalah sebesar V1 = IRp.
Dengan
: V1 < V
IRp
< I(Rp+r)
VII.
Ralat
No
|
Percobaan Pertama
|
Percobaan Kedua
|
Tegangan Jepit
|
Tegangan Jepit
|
|
1
|
1,8
|
1,7
|
2
|
3,6
|
3,9
|
3
|
5,4
|
5,8
|
4
|
7,7
|
7,8
|
5
|
9,8
|
9,9
|
6
|
11
|
11,6
|
1.
Diketahui
: ∑v = 3,5 volt
(∑v)2 = 12,25 volt2
∑v2 = 6,13 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,035 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
x
100%
KR = 0,02 x 100%
KR = 2 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V =
0,035
2.
Diketahui
: ∑v = 7,5 volt
(∑v)2 = 56,25 volt2
∑v2 = 28,17 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,106 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
*
100%
KR = 0,028 x 100%
KR = 2,8 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V =
0,106
3.
Diketahui
: ∑v = 11,2 volt
(∑v)2 = 125,44 volt2
∑v2 = 62,8 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,14 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
*
100%
KR = 0,025 x 100%
KR = 2,5 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V =
0,14
4.
Diketahui
: ∑v = 15,5 volt
(∑v)2 = 240,25 volt2
∑v2 = 120,13 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,035 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
*
100%
KR = 0,0045 x 100%
KR = 0,45 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V =
0,106
5.
Diketahui
: ∑v = 19,7 volt
(∑v)2 = 388,09 volt2
∑v2 = 194,05 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
9,85
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,035 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
*
100%
KR = 0,00355 x 100%
KR = 0,355 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V = 9,85
0,035
6.
Diketahui
: ∑v = 22,6 volt
(∑v)2 = 510,76 volt2
∑v2 = 255,56 volt2
N = 2
·
Rata-rata
=
=
=
·
Kesalahan Mutlak
(ΔV)
ΔV =
=
ΔV = 0,21 volt
·
Kesalahan Relatif (KR)
KR =
=
*
100%
KR = 0,0186 x 100%
KR = 1,86 %
·
Hasil Pengukuran (HP)
V =
ΔV
V =
0,21
VIII. KENDALA
DAN KESIMPULAN
a.
Kendala-Kendala yang Dihadapi
·
Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak
berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.(Untuk multimeter yang dipakai dalam
percobaan ini adalah multimeter analog).
·
Kelelahan komponen alat.
·
Paralaks. Kesalahan ini timbul apabila pada
waktu pembaca skala, pengamat tidak tegak lurus di atas jarum penunjuk.
·
Kesalahan dalam kalibrasi. Cara member nilai
skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat sehingga berakibat setiap kali alat
digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada hasil pengukuran.(multimeter yang
digunakan harganya relative murah sehingga hasil dalam penggunaannya memiliki
ketidakpastian yang relative besar)
b.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan maka dapat kita simpulkan bahwa tegangan jepit adalah
tegangan saat rangkaian ditutup, dan besar tegangan jepit dengan besar tegangan
catu daya tidak memiliki nilai yang sama besar.
DIODA
I.
Tujuan Percobaan
Mempelajari
arus listrik yang melalui diode
II.
Variabel-variabel
a.
Variable manipulasi
Arah diode
b.
Variable control
·
Tegangan catu daya V = 6 volt
·
Lampu 6 volt 3 watt
c.
Variable respon
Menyala/padamnya lampu
d.
Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh arahnya diode yang dipasang
terhadap menyala/padamnya lampu?
e.
Rumusan hipotesis
·
Apabila arus listrik mengalir menyentuh kutup
positif terlebih dahulu pada diode, maka lampu akan menyala.
·
Apabila arus listrik mengalir menyentuh kutup
negatif terlebih dahulu pada diode, maka lampu akan padam.
III.
Alat dan Bahan
No
|
Nama Alat dan
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Papan
Rangkaian
|
1
|
2
|
Dioda
|
1
|
3
|
Pemegang Lampu
|
1
|
4
|
Bola Lampu 6V,
3W
|
1
|
5
|
Kabel
Penghubung
|
2
|
6
|
Catu Daya
|
1
|
7
|
Sakelar 1
Kutub
|
1
|
8
|
Jembatan Penghubung
|
7
|
IV.
Persiapan Percobaan
Adapun prosedur kerja yang dapat kita
lakukan untuk melaksanakan praktikum ini yakni sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Membuat rangkaian seperti pada gambar diatas,
kemudian pastikan sakelar dalam keadaan terbuka
3.
Menghubungkan catu-daya ke sumber tegangan PLN,
pastikan catu daya masih dalam keadaan mati
4.
Memilih tombol tegangan keluaran 6 volt DC pada
catu daya
5.
Menghubungkan rangkaian ke catu daya
(menggunakan kabel penghubung)
6.
Menghidupkan catu daya
7.
Menutup sakelar, kemudian amati lampu, apakah
lampu menyala ?
8.
Mencata hasil pengamatan ke dalam tabel hasil
pengamatan
9.
Membuka saklar, kemudian membalik arah arus
dengan vcara menukar tempat kabel penghubung rangkaian pada output catu daya
10. Menutup
saklar, kemudian mengamati keadaaan lampu. Apakah lampu menyala ?
11. Mencatat
hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan
V.
Hasil Pengamatan
No
|
A
|
B
|
Keadaan Lampu
|
|
Menyala
|
Padam
|
|||
1
|
Positif
|
Negatif
|
|
|
2
|
Negatif
|
Positif
|
|
|
VI.
Kesimpulan
Gaya Magnetik (Lorentz)
I.
Tujuan Percobaan
Menyelidiki
gejala gaya magnetik yang bekerja pada kawat berarus listrik dengan medan
magnet
II.
Variabel
a.
Variabel manipulasi = arus (I)
b.
Variabel control = besar medan magnet (B)
c.Variabel respon = arah gaya
lorentz (FL)
III.
Alat dan Bahan
No.
|
Nama Alat dan
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Papan
Rangkaian
|
1
|
2
|
Magnet U
|
1
|
3
|
Sakelar 1
kutub
|
1
|
4
|
Jembatan
Penghubung
|
4
|
5
|
Kabel
Penghubung
|
1
|
6
|
Jepitan
Sakelar
|
4
|
7
|
Pemegaang
Baterai
|
4
|
8
|
Baterai
|
4
|
IV.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja yang dapat kita
lakukan untuk melaksanakan praktikum ini yakni sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan alat dan bahan
2.
Membuat rangkaian seperti pada gambar di atas
3.
Memastikan saklar dalam posisi terbuka
4.
Meter dasar 90 digunakan sebagai ampermeter
dengan batas ukur 5 A DC
5.
Satu kabel penghubung direntangkan secaraa
kendor, memasangnya diantara kedua kutub magnet U dan menghubungkannya pada
kedua steker (bila perlu digulung pada jepit steker)
6.
Menghubungkan rangkaian kesumber tegangan yang
terdiri dari 3 buah baterai seri dengan menggunakan jembatan penghubung
7.
Menutup saklar, kemudian mengamati kuat arus dan
arah gerak kabel yang berada dalam medan magnet
8.
Membuka saklar, kemudian membalik arah arus
dengan cara membalik baterai
9.
Mengulang langkah 7, dan mencatat hasilnya ke
dalam tabel pengamatan No. 1
10. Membuka
saklar, kemudian memperbesar arus dengan cara memperbesar tegangan sumber
(menambah sebuah baterai)
11. Melakukan
langkah kerja 7 sampai dengan 9, dengan mencata hasil pengamatan ke dalam tabel
pengamatan No. 2
V.
Hasil Pengamatan
No.
|
Tegangan
Sumber
(V)
|
Kuat
Arus
(I)
|
Polaritas
Rangkaian
|
Simpangan Kawat
|
||||
Arah Simpangan
|
Besar Simpangan
|
|||||||
A
|
B
|
Masuk
|
Keluar
|
Besar
|
Kecil
|
|||
1.
|
|
|
+
|
-
|
|
|
|
|
|
|
-
|
+
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
+
|
-
|
|
|
|
|
|
|
-
|
+
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar