BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat
mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk,
diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi
dianggap sangat vital guna kelangsungan
hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak
pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk
pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara
memprediksinya. Dari hal ini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup
ilmu kita masih sangat kecil bila
dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti
bahwa Tuhan Yang Maha, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya
sombong dengan
pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
proses pembentukan bumi
2.
Bagaimana
proses pengendapan batuan di permukaan bumi
3.
Bagaimana
proses terjadinya gempa bumi dan dampaknya
4.
Bagaimana
siklus air yang ada di bumi
5.
Bagaimana
proses terjadinya air hujan
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui
proses pembentukan bumi
2.
Mengetahui
proses pengendapan batuan di permukaan bumi
3.
Mengetahui
proses terjadinya gempa bumi dan dampaknya
4.
Mengetahui
siklus air yang ada di bumi
5.
Mengetahui
proses terjadinya air hujan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Proses Pembentukan Bumi
Bumi terbentuk miliaran tahun lalu,
tetapi permukaan Bumi telah banyak mengalami proses perkembangan dan perubahan
sepanjang masa. Perubahan tersebut bersifat cepat maupun lambat. Penyebab
perubahan tersebut adalah gaya dari dalam bumi (Endogen) dan tenaga dari luar
Bumi (eksogen).
Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti. Tahukah kamu apa yang disebut dengan galaksi? Dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik-menarik (gravitasi). Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai pusatnya.
Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.
1. Teori Kabut Kant-Laplace

Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti. Tahukah kamu apa yang disebut dengan galaksi? Dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik-menarik (gravitasi). Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai pusatnya.
Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.
1. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para
ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam.
Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalamproses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalamproses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Seabad
sesudah teori kabut tersebut, muncul Teori Planetesimal yang dikemukakan oleh
Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah
terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari.
Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang
hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun
dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal.
Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadiplanet-planet, dan salah satunya
adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Teori
Pasang Surut Gas ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah
bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada
dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnyaadalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang
yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai
tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali,
menjulur dari massamatahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaituplanet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
4. Teori Bintang Kembar

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaituplanet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
4. Teori Bintang Kembar

Teori
Bintang Kembar ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang
tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan
ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang
tidak meledak ituadalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
5. Teori Dentuman besar (Big Bang Theory)
Teori
ini berdasarkan jenis asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa
jenis sangat besar. Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat.
Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat ledakan.
Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan
menjadi pusatnya.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut merupakan awal terbentuknya alam semesta.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut merupakan awal terbentuknya alam semesta.
B.
Pengendapan Batuan
Batuan
Sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi. Jadi,
asalnya dari batuan yang telah ada, baik batuan beku, metamorf atau pun batuan
sediment lain yang mengalami pelapukan, tererosi, terbawa pergi kemudian
diendapkan ke tempat lain. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan
dan erosi, batuan sediment dapat digolongkan atas tiga bagian utama, yaitu:
·
Sedimen
Aquatis, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga air. Contohnya adalah
gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta dan sebagainya
·
Sedimen
aeolis/ aeris, yaitu sediment yangØ diendapkan oleh tenaga
angina(aeolis). Contohnya tanah loss, sand dunes, seris, dan sebagainya
·
Sedimen
glacial, yaitu sediment yang diendapkan oleh gletser. Contohnya: morena,
drumlin, dan sebagainya
Sedimen merupakan bahan atau
partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh
mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin
merupakan pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batu
sedimen. Kajian mengenai sedimen dan batu sedimen ini sebut sedimentologi.
Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kelikir dan sebagainya. Sedimen
ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Sedimen = Bahan partikel yang peroi(lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan;
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyemenan (Cementation)
3. Penghabluran Semula (Recrystallization) terutama sedimen karbonat
Sedimen = Bahan partikel yang peroi(lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan;
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyemenan (Cementation)
3. Penghabluran Semula (Recrystallization) terutama sedimen karbonat
Berdasarkan cara pengendapannya,
batuan sedimen dapat dikelompokkan atas tiga macam, yaitu klastis, kimia, dan
organik.
a. Sedimen Klastis
a. Sedimen Klastis
Jenis batuan endapan klastis sangat berbeda dengan batuan beku baik dalam bentuk maupun susunan butirannya. Pada pertikel –partikel batuan endapan terdapat adanya tanda-tanda goresan akibat berlangsungnya pengankutan. Batuan endapan klastis juga mengalami penyemenan sehingga terjadi pengikatan partikel partikel satu dengan yang lainnya. Ciri penting dari batuan endapan adalah kadang-kadang terbentuk dari bahan fosil.
Batuan sediment klastis/ mekanis/fisik yaitu yang terangkut dalam bentuk padat/ tidak larut kemudian diendapkan di tempat lain mengalami sementasi menjadi batuan sediment. Berdasarkan besarnya butir-butir, batuan dapat digolongkan lagi seperti di bawah ini.
1. Batu besar >256 kerikil Konglomerat
2. Kerikil kasar 64-256 kerikil Sediment
3. Kerikil Halus 2-64 kerikil Breksi
4. Pasir 1/16-2 pasir Batu pasir
5. Debu 1/256-1/16 debu Batu Pasir
6. Liat <1/256 liat Batu liat, batu lumpur, dan shale
Batuan sediment yang tegolong
sediment klastik ini mempunyai sifat yang koheren, pada umumnya warna
bervariasi tergantung kepada penyusunannya. Biasanya dicirikan oleh sekumpulan
batu atau kerikil yang bulat dan kukuh tersusun sedemikian rupa sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh .
b. Sedimen Kimia
Batuan sediment kimiawi, yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian diendapkan secara kimia ditempat lain. Sediment kimiawi sulit digolongkan lebih lanjut karena butir-butirnya sangan kompleks
Contoh batuan sediment kimiawi sebagai berikut:
a) Batu tetes (stalagtit dan stalagmit)
yang banyak di jumpai didalam gua-gua
bawah tanah didaerah kapur
b) Lapisan garam, suatu lapisan yang
terbentuk dari mineral mineral halit/NaCL) yang diendapkan didasar laut atau
dasar danau-danau garam karena penguapan
c) Limestone (dari Kalsit), Gypsum
(dari mineral sulfat), Hematit (dari mineral kayu besi)
c. Sedimen Organik
Batuan Sedimen Organik/organogen, yaitu batuan sediment yang dibentuk atau di endakan oleh organisme. Contohnya adalah sebagai berikut.
Batu bara terbentuk dari timbunan sisa tumbuhan di dasar danau/ rawa-rawa, berubah menjadi gambut selanjutnya menjadi batu bara muda/ batu bara
Endapan diatomae/ kerangka silica/kersik, kerangka tumbuhan bersel satu diatomeae yang banyak hidup di laut atau didanau garam. Bangkainya tertimbun didasar laut/ danau membentuk batuan sedimen. Karang dibangun oleh organisme algae calcareous dank oral. Binatang koral biasanya hidup dilaut yang tidak dalam, kurang dari 50 meter, cahaya matahai masih tembus sampai ke dasar, temperaturnya tinggi ( sekitar 21-26o C), airnya tenang dan tidak keruh
v STRUKTUR
SEDIMEN
Adapun struktur sedimen dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis :
1. Struktur Sebelum Endapan
Struktur sebelum endapan dapat ditemui diats lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang muda atau baru di endapkan. Merupakan struktur hakisan seperti terusan (chanel), 'scour marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting karena dapat memberikan arah aliran arus.
Struktur sebelum endapan dapat ditemui diats lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang muda atau baru di endapkan. Merupakan struktur hakisan seperti terusan (chanel), 'scour marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting karena dapat memberikan arah aliran arus.
2. Struktur Semasa Endapan
Struktur yang terbentuk semasa proses endapan sedang berlaku termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu kesan riak.
Struktur yang terbentuk semasa proses endapan sedang berlaku termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu kesan riak.
3. Struktur Setelah Endapan
Struktur ini terbentuk setelah sedimen terendap. Kemudian termasuklah strukur beban, 'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur setelah endapan. Nendatan terdapat di tebing sungai, delta dan juga laut dalan dan sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno.
Struktur ini terbentuk setelah sedimen terendap. Kemudian termasuklah strukur beban, 'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur setelah endapan. Nendatan terdapat di tebing sungai, delta dan juga laut dalan dan sangat berguna untuk menentukan arah cerun kuno.
v PENGANGKUTAN
DAN PENGENDAPAN
Endapan
diangkut melalui banyak cara. Mungkin dengan meluncur pada Suatu lereng bukit
atau mungkin dibawa oleh angina, gleteser, atau oleh Aliran air. Pada saat
endapan diangkut melalui peluncuran atau penggelindingan menuruni bukit,
hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagai ukuran. Endapan yang
dibawa melalui gletser akan diendapkan di bawah es atau pada tebing sungai es.
Dalam mengangkut partikel-partikel endapan melalui angina atau air akan terjadi
pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angina secara perlahan-lahan
menurun pada suatu kecepatan dimana partikel-partikel tidak dapat bergerak
lagi. Oleh karena itu, pada umumnya butiran butiran dalam dalam endapan yang
dibawa oleh angin atau air dapat menjelaskan segala sesuatu tentang kecepatan
pengangkutan. Endapan kasar menunjukkan endapan berasal dari aliran cepat dari
angin atau air, endapan halus menunjukkan bahwa endapan disebabkan oleh angina
atau air yang bergerak secara perlahan, atau hanya ada endapan halus yang untuk
diangkut
v SIFAT
BATUAN SEDIMEN
1.
Stratifikasi
Stratifikasi sediment adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel yang berupa endapan atau batuan endapan. Tiap lapisan merupakan lapisan yang berbeda dari batuan karena akumulasi pada permukaan bumi. Pada umumnya diameter partikel pada tiap lapisan mempunyai ukuran yang berbeda dengan yang lainnya.
2. Sortasi
Akibat yang mencolok dari pengangkutan partikel-partikel oleh aliran air atau angina adalah penyortiran bahan-bahan yang didepositkan. Penyortiran terjadi akibat specific gravity (perbandingan antara berat dari sebuah volume material terhadap berat volume satu kubik air).
Sortasi adalah salah satu penyebab penting dari stratifikasi. Urutan-urutan lapisan tidak dipisahkan oleh ukuran butiran maupun komposisi lainnya, tetapi melainkan dipisahkan oleh permukaan yang mewakili antar lapisan
3. Lapisan Sejajar (pararel strata)
Lapisan-lapisan dari endapan dapat dibagi dalam dua kelas yang didasarkan atas sifat geometris lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan yang lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Misalnya, deposit didasar danau pararel lurus dan berombaklapisan yang tidak sejajar (cross strata)
4. Bentuk Silang
Bentukan silang ini berbeda dengan lapisan sejajar, karena bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring) dengan kecenderungan menuju lapisan lebih tebal. Bentuk silang umumnya terlihat pada delta-delta sungai, bukit-bukit pasir, pantai-pantai dan endapan sungai. Bentuk tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang-lubang pada lapisannya, sehingga pada lubang tersebut akan diisi deposit baru yang akan membentuk lapisan sungai. Disamping itu, lapisan silang dapat terjadi pada daerah-daerah yang berlereng curam, dimana pergerakan air cepat dan membentuk aliran yang membengkok atau miring.
Stratifikasi sediment adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel yang berupa endapan atau batuan endapan. Tiap lapisan merupakan lapisan yang berbeda dari batuan karena akumulasi pada permukaan bumi. Pada umumnya diameter partikel pada tiap lapisan mempunyai ukuran yang berbeda dengan yang lainnya.
2. Sortasi
Akibat yang mencolok dari pengangkutan partikel-partikel oleh aliran air atau angina adalah penyortiran bahan-bahan yang didepositkan. Penyortiran terjadi akibat specific gravity (perbandingan antara berat dari sebuah volume material terhadap berat volume satu kubik air).
Sortasi adalah salah satu penyebab penting dari stratifikasi. Urutan-urutan lapisan tidak dipisahkan oleh ukuran butiran maupun komposisi lainnya, tetapi melainkan dipisahkan oleh permukaan yang mewakili antar lapisan
3. Lapisan Sejajar (pararel strata)
Lapisan-lapisan dari endapan dapat dibagi dalam dua kelas yang didasarkan atas sifat geometris lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan yang lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Misalnya, deposit didasar danau pararel lurus dan berombaklapisan yang tidak sejajar (cross strata)
4. Bentuk Silang
Bentukan silang ini berbeda dengan lapisan sejajar, karena bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring) dengan kecenderungan menuju lapisan lebih tebal. Bentuk silang umumnya terlihat pada delta-delta sungai, bukit-bukit pasir, pantai-pantai dan endapan sungai. Bentuk tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang-lubang pada lapisannya, sehingga pada lubang tersebut akan diisi deposit baru yang akan membentuk lapisan sungai. Disamping itu, lapisan silang dapat terjadi pada daerah-daerah yang berlereng curam, dimana pergerakan air cepat dan membentuk aliran yang membengkok atau miring.
v SUSUNAN
PARTIKEL DALAM LAPISAN
1. Lapisan
Homogen
Lapisan yang terdiri atas partikel yang kira-kira diameternya sama disebut lapisan seragam. Lapisan seragam dari batuan klastik menunjukkan deposisi partikel ukuran tunggal dengan sedikit perubahan kecepatan agen penggerak. Lapisan seragam batuan non klastis menunjukkan aliran seragam dari larutan yang menghasilkan partikel kristal dengan ukuran tunggal.
2. Lapisan Berbulir
Jika sejumlah partikel padat dengan diameter yang berbeda dan bobot jenis yang sama ditempatkan dalam segelas air, digoyang kuat, lalu dibiarkan berdiri maka partikel akan tenang dan membentuk endapan
Lapisan yang terdiri atas partikel yang kira-kira diameternya sama disebut lapisan seragam. Lapisan seragam dari batuan klastik menunjukkan deposisi partikel ukuran tunggal dengan sedikit perubahan kecepatan agen penggerak. Lapisan seragam batuan non klastis menunjukkan aliran seragam dari larutan yang menghasilkan partikel kristal dengan ukuran tunggal.
2. Lapisan Berbulir
Jika sejumlah partikel padat dengan diameter yang berbeda dan bobot jenis yang sama ditempatkan dalam segelas air, digoyang kuat, lalu dibiarkan berdiri maka partikel akan tenang dan membentuk endapan
C. GEMPA
BUMI
DAN DAMPAKNYA
v
PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah
getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempabumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi jugadigunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadikarena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
v
MACAM MACAM GEMPA BUMI
1. Gempa
bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibatadanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabilakeaktifannya
semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang jugaakan
menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa disekitar
gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ;
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitastektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan
[tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori
dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari
beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut
dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik
memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan
menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik
lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik
yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan
lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di
Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
3. Gempa bumi runtuhan ;
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapurataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Gempa bumi buatan ;
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yangdisebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
v
PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya
terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer
yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi
atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. Pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
v
SEJARAH GEMPA BUMI DI ABAD 20 DAN
21
1.
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang
pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
2.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada
ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan50.000 orang.
3.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile
dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
4.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan,
Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
5.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir
pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7skala Richter, menyebabkan kira-kira
12.000 kematian dan memusnahkan seluruhkota Agadir.
6.
4 Februari 1976 - Di Guatemala,
berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
7.
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran
7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
8.
4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania,
dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570korban jiwa, diantaranya seorang
aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota
Rumania, Bukares (Bucureşti).
9.
16 September 1978 - Di timur laut Iran,
berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
10.
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan
berukuran 8,1 pada Skala Richter,meragut lebih dari 9.500 nyawa.
11.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia,
berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
12.
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran,
berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
13.
12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia
berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
14.
30 September 1993 - Di Latur, India
dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
15.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan
ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
16.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada
magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
17.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran
7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa
18.
1 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6
pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
19.
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9
pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.
20.
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan,
berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
21.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di
Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 41.000 orang tewas.
22.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat
berkekuatan 9,0 skala Richtermengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus
menimbulkangelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah
merenggut lebih dari220.000 jiwa.
23.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar
berkekuatan 7,6 skala Richter diAsia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan;
lebih dari 1.500 orang tewas.
24.
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat
yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006
kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan
5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada
skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga
kehilangan tempat tinggal.
25.
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik
mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79
orang tewas
26.
12 September 2007 - Gempa Bengkulu
dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
27.
3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan
7,6 Skala Richter di Papua.
28.
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3
Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,Indonesia. Gempa ini terasa hingga
Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwamasih belum diketahui jumlah
pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
29.
30 September 2009, Gempa bumi Sumatera
Barat merupakan gempa tektonik yangberasal dari pergeseran patahan Semangko,
gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter
(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya
1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
v
PERSIAPAN MEGHADAPI GEMPA BUMI
· Persiapan
untuk Keadaan Darurat
1.
Menentukan tempat-tempat berlindung yang
aman jika terjadi gempa bumi.Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang
dapat melindungi anda daribenda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk,
misalnya di kolong meja
2.
Menyediakan air minum untuk keperluan
darurat. Bekas botol air mineraldapat digunakan untuk menyimpan air minum.
Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3.
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau
dapat diisi) barang-barang yangsangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai
cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa
sakit, plester, pembalutdan sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti
biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
4.
Mengencangkan mebel yang mudah rubuh
(seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan
logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa
bumi.
5.
Mencegah kaca jendela atau kaca lemari
pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang
kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan
menempelkan kaca film
6.
Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan
rumah sakit yang terdekat. Jikapemerintah setempat tidak mempunyai tempat
evakuasi, pastikan anda tidak pergike tempat yang lebih rendah atau tempat yang
dekat dengan pinggir laut/sungaiuntuk menghindari Tsunami.
·
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1.
Matikan api kompor jika anda sedang memasak.
Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika
terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam
api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2.
Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari
rumah atau gedung
3.
Cari informasi mengenai gempa bumi yang
terjadi lewat televisi atau radio
4.
Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika
terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian
terdekat
5.
Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar
dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang,
ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung
menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang
yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6.
Jika anda harus berjalan di tengah jalan
raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang
tibatiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan
dari atas gedung
7.
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang
tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat
Anda untuk pergi bersama-sama
8.
Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang
menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan
rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda
di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan
tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
v
DAMPAK GEMPA BUMI

– Goncangan gempa bisa sangat hebat dan dampak
yang ditimbulkannya juga tidak kalah dahsyat. Gempa merupakan salah satu
fenomena alam yang menimbulkan bencana. Dilihat dari efek atau akibat
yang ditimbulkan, kejadian-kejadian yang mungkin terjadi mengiringi peristiwa
gempa bumi sebagai berikut.
- Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya.
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya.
Sebelum tsunami muncul, biasanya
muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan tanah, getaran kuat, muncul cairan
hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga terdengar bunyi keras, tercium
bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.
- Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
- Mengubah topografi
atau bentuk muka bumi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu terjadi tanah longsor.
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu terjadi tanah longsor.
- Menyebabkan keretakan
permukaan bumi
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.
- Menyebabkan perubahan
tata air tanah
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada mata air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah tanah. Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer, sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini patah sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh karena itu wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur kering, atau muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata air baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini menunjukkan adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa.
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada mata air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah tanah. Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer, sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini patah sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh karena itu wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur kering, atau muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata air baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini menunjukkan adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa.
- Mengakibatkan trauma
psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia, tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian besar korban dapat mengalami penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan terhadap sekadar perubahan suara, perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang sebenarnya wajar terjadi di tengah kehidupan sehari-hari.
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia, tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian besar korban dapat mengalami penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan terhadap sekadar perubahan suara, perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang sebenarnya wajar terjadi di tengah kehidupan sehari-hari.
D. SIKLUS
AIR DAN PROSES TERJADINYA HUJAN
v
SIKLUS AIR
Daur / siklus hidrologi, siklus air, atau siklus
H2O adalah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana
air dapat berpindah dari darat ke udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan
di bawah permukaan dalam tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas
(uap air). Daur hidrologi
merupakan salah satu dari daur
biogeokimia. Siklus hidrologi
memainkan peran penting dalam cuaca,
iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat significant dalam kehidupan.
Meskipun
keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul air bisa
datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat ke
tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh
proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan
aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air berjalan melalui fase yang
berbeda: cair, padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan
perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari
sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi,
air melepaskan energi dengan lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan
berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam reservoir masing-masing
memainkan peran penting, siklus air
membawa signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan
mentransfer air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air, mengisi ulang tanah dengan air tawar,
dan mengangkut mineral ke berbagai bagian dunia. Hal ini juga terlibat dalam
membentuk kembali fitur geologi bumi,
melalui proses seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air
juga melibatkan pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi iklim di
bumi.
Sebelum
kita menginjak pada proses siklus
hidrologi, mari kita pelajari istilah-istilah berikut ini :
Presipitasi
Uap
air yang jatuh ke permukaan bumi. Sebagian besar presipitasi terjadi sebagai
hujan, tetapi di samping itu, presipitasi juga menjadi salju, hujan es (hail),
kabut menetes (fog drip), graupel, dan hujan es (sleet). Sekitar 505.000 km3
(121.000 cu mil) air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398.000 km3
(95.000 cu mi) dari terjadi di atas lautan.
Canopy intersepsi
Pengendapan
yang dicegat oleh dedaunan tanaman dan akhirnya menguap kembali ke atmosfer
daripada jatuh ke tanah.
Pencairan salju
Limpasan
yang dihasilkan oleh salju mencair.
Limpasan (runoff)
Berbagai
cara dengan mana air bergerak di seluruh negeri. Ini mencakup baik limpasan
permukaan (surface runoff) dan limpasan saluran (channel runoff). Karena
mengalir, air dapat merembes ke dalam tanah, menguap ke udara, menjadi disimpan
di danau atau waduk, atau diekstraksi untuk keperluan manusia pertanian atau
lainnya.
Infiltrasi
Aliran
air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Setelah disusupi, air menjadi
kelembaban tanah (soil moisture) atau air tanah (groundwater).
Arus Bawah Permukaan
Aliran
air bawah tanah, di zona Vadose dan akuifer. Air bawah permukaan dapat kembali
ke permukaan (misalnya sebagai pegas atau dipompa) atau akhirnya meresap ke
dalam lautan. Air kembali ke permukaan tanah pada elevasi lebih rendah dari
tempat itu disusupi, di bawah tekanan gaya gravitasi atau gravitasi diinduksi.
Tanah cenderung bergerak lambat, dan diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat
tetap dalam akuifer selama ribuan tahun.
Penguapan
Transformasi
air dari cair ke fase gas ketika bergerak dari tanah atau badan air ke atmosfer
atasnya. Sumber energi untuk penguapan terutama radiasi matahari. Penguapan
banyak yang implisit meliputi transpirasi dari tanaman, meskipun bersama-sama
mereka secara khusus disebut sebagai evapotranspirasi. Jumlah evapotranspirasi
tahunan total sekitar 505.000 km3 (121.000 cu mi) volume air, 434.000 km3
(104.000 cu mi) yang menguap dari lautan.
Sublimasi
Perubahan
wujud secara langsung dari air padat (salju atau es) untuk uap air.
Adveksi
Gerakan
air - dalam wujud padat, cair, atau uap - melalui atmosfer. Tanpa adveksi, air
yang menguap dari lautan tidak bisa jatuh sebagai presipitasi di atas tanah.
Kondensasi
Transformasi
uap air untuk tetesan air cair di udara, awan dan kabut adalah wujudnya.
Transpirasi
Pelepasan
uap air dari tanaman dan tanah ke udara. Uap air adalah gas yang tidak dapat
dilihat.
v PROSES SIKLUS HIDROLOGI
Sama
seperti proses fotosintesis pada
siklus karbon, matahari juga
berperan penting dalam siklus hidrologi.
Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat
pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90 % air yang menguap
berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap
air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman
dan menguap dari tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah
air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik
sampai ke atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin
rendah. Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi
awan. Untuk kasus tertentu, uap air berkondensasi
di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi terjadi pada bagian ini.
Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari langit sebagai
presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan
dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk
ribuan tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair
mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar
air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai hujan, dimana
air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
Sebagian
dari limpasan masuk sungai, got, kali, lembah, dan lain-lain. Semua aliran itu
bergerak menuju lautan. sebagian limpasan menjadi air tanah disimpan sebagai
air tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang
meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam tanah
dan mengisi ulang akuifer, yang merupakan toko air tawar untuk jangka waktu
yang lama. Sebagian infiltrasi tetap dekat dengan permukaan tanah dan bisa
merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air tanah.
Beberapa tanah menemukan bukaan di permukaan tanah dan keluar sebagai mata air
air tawar. Seiring waktu, air kembali ke laut, di mana siklus hidrologi kita mulai.
v PERAN DALAM SIKLUS BIOGEOKIMIA
Selain
siklus hidrologi adalah siklus biogeokimia sendiri, aliran air
di atas dan di bawah bumi adalah komponen kunci dari perputaran siklus biogeokimia lainnya. Limpasan
bertanggung jawab untuk hampir semua transportasi sedimen terkikis dan fosfor
dari darat ke badan air. Salinitas lautan berasal dari erosi dan transportasi
garam terlarut dari tanah. Eutrofikasi danau terutama disebabkan fosfor,
diterapkan lebih untuk bidang pertanian di pupuk, dan kemudian diangkut sungai
darat dan bawah. Limpasan dan aliran air tanah memainkan peran penting dalam
pengangkutan nitrogen dari tanah ke badan air. Zona mati di outlet Sungai
Mississippi merupakan konsekuensi dari nitrat dari pupuk terbawa bidang
pertanian dan disalurkan ke sistem sungai ke Teluk Meksiko. Limpasan juga
memainkan peran dalam siklus karbon, sekali lagi melalui pengangkutan batu
terkikis dan tanah.
v
PROSES TERJADINYA HUJAN
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air,Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air,Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal, Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju
Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan,
adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3
Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142) Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya
Hujan siklonal,
yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
Gambar
hujan siklonal
Hujan zenithal
yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpala Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya. awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
Gambar
hujan zenithal
Hujan orografis
yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
Hujan frontal
yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
Gambar
hujan frontal
Hujan muson
atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Gambar
hujan muson
Hujan asam
juga bisa diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Gambar
hujan asam
Hujan Meteor
Perseid bisa di lihat saat matahari terbenam dan Venus, Saturnus, Mars serta bulan sabit muncul dari barat secara bersamaan. Saat itulah hujan meteor terjadi. Nama Perseid berasal dari nama Rasi bintang Perseus karena hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah rasi bintang itu. Kecepatan meteor tersebut kira-kira 60 kilometer per jam, dan memiliki kilatan meteor yang terang dengan cahaya yang panjangHujan meteor terkadang menawarkan keindahan lain. Tak cuma siraman bintang jauh yang akan menghiasi langit malam, fireball juga bisa muncul sewaktu-waktu. Fireball itu sendiri adalah sebuah cahaya yang besar dan terang yang jatuh diantara hujan Meteor.
Hujan Meteor
Perseid bisa di lihat saat matahari terbenam dan Venus, Saturnus, Mars serta bulan sabit muncul dari barat secara bersamaan. Saat itulah hujan meteor terjadi. Nama Perseid berasal dari nama Rasi bintang Perseus karena hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah rasi bintang itu. Kecepatan meteor tersebut kira-kira 60 kilometer per jam, dan memiliki kilatan meteor yang terang dengan cahaya yang panjangHujan meteor terkadang menawarkan keindahan lain. Tak cuma siraman bintang jauh yang akan menghiasi langit malam, fireball juga bisa muncul sewaktu-waktu. Fireball itu sendiri adalah sebuah cahaya yang besar dan terang yang jatuh diantara hujan Meteor.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
v Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli dan ilmuan
dalam proses pembentukan bumi, teori tersebut antara lain:
·
Teori kabut Hunt-Laplace
·
Teori Planetisimal
·
Teori Pasang Surut Gas
·
Teori Bintang Kembar
·
Teori Bing Bang
v Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin dengan
meluncur pada Suatu lereng bukit atau mungkin dibawa oleh angina, gleteser,
atau oleh Aliran air. Pada saat endapan diangkut melalui peluncuran atau
penggelindingan menuruni bukit, hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan
berbagai ukuran. Endapan yang dibawa melalui gletser akan diendapkan di bawah
es atau pada tebing sungai es. Dalam mengangkut partikel-partikel endapan
melalui angina atau air akan terjadi pengendapan ketika air mengalir atau
pergerakan angina secara perlahan-lahan menurun pada suatu kecepatan dimana
partikel-partikel tidak dapat bergerak lagi. Oleh karena itu, pada umumnya
butiran butiran dalam dalam endapan yang dibawa oleh angin atau air dapat
menjelaskan segala sesuatu tentang kecepatan pengangkutan. Endapan kasar
menunjukkan endapan berasal dari aliran cepat dari angin atau air, endapan
halus menunjukkan bahwa endapan disebabkan oleh angina atau air yang bergerak
secara perlahan, atau hanya ada endapan halus yang untuk diangkut.
v Gempa
bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi. Gempabumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi). Kata gempa bumi jugadigunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya
kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan
gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadikarena pergerakan itu sudah
terlalu besar untuk dapat ditahan.
Goncangan gempa bisa sangat
hebat dan dampak yang ditimbulkannya juga tidak kalah dahsyat. Gempa merupakan
salah satu fenomena alam yang menimbulkan bencana. Dilihat dari efek atau akibat
yang ditimbulkan, kejadian-kejadian yang mungkin terjadi mengiringi peristiwa
gempa bumi sebagai berikut:
·
Gelombang Tsunami
·
Kerusakan Bangunan
·
Mengubah Tofografi atau Bentuk Muka Bumi
·
Menyebabkan
Keretakan Permukaan Bumi
·
Mengubah Tata Air Tanah
·
Mengakibatkan Trauma Psikis Atau Mental
v Daur /
siklus hidrologi,
siklus air, atau siklus H2O adalah sirkulasi yang tidak
pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara
kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga fasenya
yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Daur hidrologi merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi
memainkan peran penting dalam cuaca,
iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat significant dalam kehidupan.
Hujan
adalah peristiwa
turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi
seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air
comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya.
Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal
dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang
mengandung air,Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau
aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini
disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi.
Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan
mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui
sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
DAFTAR
PUSTAKA
http://afghanaus.com/
Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga.
Waluyo, Joko.
2007. Geografi. Jakarta :
Graha Pustaka.
http://wikipedia.com/gempa_bumi.
Diakses 22 Pebruari 2008.
http://earth_quake/penyebab_gempa.
Diakses 22 Pebruari 2008.
http://wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar